Berbagai Investasi

Tim RBeBe - 17 May 2024

Investasi yang sederhana itu contohnya seperti ini: Tina punya uang 100 ribu yang dipakai buat membantu Paijo membuka usaha ikan cupang. Setelah usaha itu berkembang dan untung, maka Paijo berkewajiban untuk membagi keuntungan dengan Tina. Kalau rugi, ya Tina bisa kehilangan uangnya. Disini Tina adalah investor sementara Paijo adalah pengusaha yang bisa juga memakai uang pribadinya sebagai modal usahanya.

Di wikipedia disebutkan, investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.

Perbedaan Investasi dan Berbisnis: Dalam berinvestasi kita mempercayakan uang kita kepada pihak lain yang mengelola, sementara dalam berbisnis, kita sendiri yang akan mengelola uang tersebut, diperlukan ketrampilan dan mental berbisnis/pengusaha.

Perbedaan Investasi dan Tabungan:  Menabung adalah menyimpan uang, kalau disimpan di bank bunganya cenderung kecil bahkan dipotong biaya administrasi (tabungan yang jumlahnya kecil justru bisa berkurang). Sementara investasi memberikan peluang jumlah uang bertambah (biasanya antara 15% - 20% pertahun, contoh uang 1 juta akan mempunyai keuntungan 200 ribu). Baca materi tabungan, klik Berbagai Tabungan

Apakah investasi selalu untung? Tidak. Bisa saja justru rugi. Untuk itu kita perlu hati-hati dalam berinvestasi.

Kelebihan dari investasi: memberikan harapan keuntungan yang bisa lebih banyak (daripada bunga bank atau deposito).

Apakah seluruh dana investasi bisa ditarik kembali? Pada dasarnya bisa, namun tergantung produknya juga bagaimana proses dana itu bisa kembali. Contohnya, saat berinvestasi membeli rumah yang akan dijual kembali, maka rumah itu perlu terjual dahulu agar dana kembali.

Apakah banyak investasi yang menipu/bodong dan bagaimana ciri-cirinya? Saat ini semakin banyak investasi yang menipu. Ciri-cirinya: 

  • Menjanjikan keuntungan banyak (lebih dari 20%)

  • Membagi keuntungan secara cepat (keuntungan yang diberikan bisa saja sebagian dari uang yang disetorkan investor)

  • Produk atau usahanya tidak jelas

  • Tidak transparan dalam laporan keuangan atau jalannya usaha

  • Tidak mempunyai legalitas (surat usaha, akta notaris, surat izin berusaha dll)

  • Tempat usaha yang meragukan dengan nomor telefon yang hanya handphone yang bisa berganti dan susah dilacak

Jenis investasi menurut durasi/waktunya:

  • Investasi Jangka Pendek: Ya seperti cerita Tina dan Paijo diatas, bisa dibilang jangka pendek, jualan cupang sehari bisa aja laku, lalu untungnya bisa dibagi. Investasi membeli emas juga bisa cepat menguntungkan bila harga emas naik, lalu emas dijual. Begitupula dengan valuta/mata uang asing bisa cepat untung bila tiba-tiba harga jualnya naik. 

  • Investasi Jangka Panjang: investasi ini tidak bisa cepat menghasilkan atau menguntungkan, perlu jangka waktu tertentu untuk mendapatkan hasilnya contohnya seperti investasi saham yang menunggu pergerakan perusahaan semakin baik sehingga harga sahamnya terus meningkat, bisa juga berinvestasi membantu pembangunan perusahaan, perkebunan dan seterusnya.

Jenis investasi menurut produknya:

  • Reksadana: Pemahaman mudahnya ibaratnya seseorang (bersama-sama dengan banyak orang lain juga) menaruh uangnya pada perusahaan yang akan mengolah uang tersebut pada berbagai peluang investasi (saham, obligasi, deposito berjangka atau lainnya). Saat ini banyak aplikasi reksadana yang bermunculan dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan seperti Bibit, Ajaib, Tanamduit, Bareksa

  • Obligasi: Pemahaman mudahnya ibaratnya seseorang memberi pinjaman kepada pihak yang membutuhkan uang untuk suatu pekerjaan tertentu. Nantinya pihak tersebut akan mengembalikan uang beserta keuntungannya. Obligasi ini berupa surat utang. Obligasi akan lebih aman, terjamin dan minim resiko saat surat utang dikeluarkan oleh pemerintah (contohnya Badan Usaha Milik Negera yang membutuhkan pembiayaan terntentu).

  • Saham: Saat kita membantu pendanaan /uang bagi suatu perusahaan untuk berdiri maka ia bisa dianggap mempunyai saham atau kepemilikan di perusahaan tersebut.Demikian juga perusahaan yang sudah berkembang dengan baik dapat menambah modal dengan mengeluarkan surat/dokumen saham, saat seseorang membelinya maka ia mempunyai hak kepemilikan pada perusahaan tersebut. Keuntungan atau kerugian perusahaan akan berdampak pada nilai saham.

  • Emas : saat ini investasi emas tidak sekedar membeli emas dan menyimpan sendiri, banyak investasi emas secara digital, investor tidak memegang emasnya tapi keuntungannya tetap mengikuti pergerakan harga emas

  • Properti (tanah, rumah, bangunan): investasi ini perlu jeli melihat kemungkinan dapat mudah dijual kembali, Banyak investor kesulitan menjual tanah atau rumah karena letak lokasi yang tidak diminati atau bisa juga dengan bentuk bangunannya yang tidak sesuai (dibandingkan bangunan tentu tanah lebih fleksibel karena bisa dibangun atau dibuat lahan apa saja),

  • Banyak produk lain khususnya di zaman digital dan internet ini seperti: 

    • Peer to Peer/P2P lending yaitu pendanaan melalui jaringan internet antara peminjam (pengusaha, perusahaan) dan pemberi pinjaman (investor yang bisa perorangan, komunitas ataupun suatu perusahaan)

    • Bitcoin yaitu uang elektronik/digital yang bisa dikatakan mata uang baru yang secara fenomenal berhasil diciptakan oleh seseorang yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto yang hingga kini belum terungkap identitas sebenarnya. Nilai valuasi bitcoin melesat semakin tinggi sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi pula

Tips Berinvestasi:

  • Cermati prospek atau kemungkinan bisnisnya (apakah membeli atau membangun rumah di Bogor bisa terjual cepat dengan harga yang baik? Apakah perusahaan Unilever nilai sahamnya akan meningkat? Apakah harga jual emas terus meningkat?)

  • Cermati orang atau perusahaan yang akan menjalankan investasi tersebut, apakah dapat dipercaya, bertanggungjawab, mempunyai masa lalu yang baik, apakah ada legalitas, surat izin dan seterusnya

  • Cermati bisnis atau usaha yang dijalankan, apakah aman dan masuk akal untuk bisa berkembang dan untung (misalnya kita berinvestasi kepada orang yang membangun rumah makan, maka perlu diketahui apakah makanannya enak? Tempatnya keren? Akan ramaikah rumah makan tersebut?)

Semoga sukses.

(Tim Rbebe)

Klik materi Serba-Serbi Perencanaan Keuangan