Minta atau Berserah?

Tim RBeBe - 29 March 2024

Jadi?

Apaan?

Minta atau berserah?

Jujur gue masih sering minta sih, tapi..

Lho lu sendiri ngomong, Tuhan Maha Mengetahui dan Maha Kuasa, dia tahu banget apa yang akan terjadi, apa didepan kita, apa yang kita butuhin

Iye denger dulu, gue masih sering minta, tapi hasilnya gue tetap serahin ke Tuhan lah, gue percaya seperti yang lu bilang barusan, gue yakin Tuhan sudah merancang kehidupan gue, dia tahu kebutuhan gue

Kalau lu tahu gitu, kenapa lu masih minta

Ya wajar lah, gue kan manusia biasa penuh dosa, masih belajar, lah lu sendiri kalau doa minta juga kan?

Iye banyak ha ha

Mmm mungkin memang itu kelemahan gue juga sih, masih minta, kalau gue sudah lebih baik nih, gue akan jalanin hidup dengan maksimal aja, punya tujuan, berusaha, tapi berserah, pikiran gue sudah ga di risaukan minta meminta, tapi lebih bersyukur setiap saat, berserah, percaya pada rencana Nya yang pasti baik dan mulia. Gue rasa hidup gue bakal lebih tenaaang banget, ringaaaan banget kaya kapas. 

Nah. sekarang kayanya masih berat ya hidup lu, kelihatan dari wajah lu

Iye 1 ton. Puas? Tapi bro, sebetulnya kalau kita meminta itu, menandakan kita masih bersandar dan berharap pada Tuhan, kita tahu ia yang Maha Kuasa, tanpa Nya kita tak berdaya, itu pikiran yang baik juga kan. Nah masalahnya, kebanyakan orang-termasuk kita berdua ya- terbiasa meminta tanpa diawali dan diakhiri sikap percaya dan keberserahan pada rencana dan rancangan Tuhan. Hati dan pikiran kita masih picik: 

  • Seolah-olah kita tahu itu yang kita butuhkan, sok tahu kan?

  • Kita seperti nganggap Tuhan tidak punya rencana atau kita anggap rencana Nya ya harus ngikutin permintaan kita, songong banget kan?

  • Permintaan kita itu biasanya yang menguntungkan kita, yang bikin senang kita, sudah songong, egois pula

  • Dengan meminta, kita bisa kepikiran terus, dikabulkan ga ya, kalau dikabulkan 'kapan saatnya', ga tenang kan jadinya?

  • Terus nantinya kecewa kalau ternyata itu tidak dikabulkan atau diberi yang tidak sesuai dengan permintaan, sudah ga tenang, tambah kecewa pula, ambyar kan?

Tapi kalau permintaannya baik gimana? Contohnya agar tidak terjadi perang, terhindar dari bencana, yang sakit agar sembuh dan seterusnya, gimana tuh?

Gue mau cerita dulu, ada seorang ibu yang sakit parah, didoain seluruh keluarganya, termasuk para dokter dan perawat, tapi tetap aja dia meninggal, semua sedih banget, tapi organ tubuhnya di donorkan, yang dapat seorang gadis remaja yang jantungnya rusak, dia bisa dapat jantung ibu itu dan hidupnya jadi panjang, lu pikir deh. Apakah kematian itu buruk? Ternyata kematian ibu itu memberi kehidupan pada seorang remaja.

Gue ulangin ya bro, intinya sebelum dan sesudah kita meminta, kita seharusnya percaya dan berserah pada rencana dan rancangan Tuhan, itu yang gue lihat jarang banget dibiasakan. Keberserahan dan kepercayaan pada rencana dan rancangan Tuhan harus menjadi pondasi dari permintaan, kalau tidak, sama saja seperti ga percaya pada rencana Tuhan. 

Ini sebetulnya sederhana kok, semua yang dianggap jelek, bencana, musibah, kesialan dan seterusnya, kan ketetapan Tuhan juga kan? Lu minta ga terjadi perang, eh tetep aja perang, lu minta ga ada bencana alam, lha bencana tetep datang, lu doain yang sakit, eh dia malah meninggal, semua itu ketetapan dan rencana Tuhan juga kan? Dan semua ketetapan Nya tetaplah baik. Gimana menurut lu?

Mmm iya sih

Bahkan dari peristiwa-peristiwa itu, rencana Tuhan bekerja. Semua yang kita anggap susah dan sakit, selalu dimaksudkan untuk kebaikan, sudah banyak contoh dalam kehidupan. Perjuangan ulat menjadi kupu-kupu yang indah, kesusahan ibu selama 9 bulan mengandung dan kesakitan, melahirkan manusia Maha Karya sang Pencipta dan seterusnya. Kalau kita percaya Kuasa Tuhan Yang Maha Pengasih, tidak ada yang namanya jelek, sial, musibah, semuanya baik. 

Bagaimana dengan nabi-nabi, orang-orang yang mengadakan mukjizat, mereka juga meminta?

Iye, ga pa-pa juga kan meminta. Tapi nih bedanya, menurut gue, para nabi atau para orang baik itu memiliki hati dan iman yang bersih dan benar. Kalau mereka mah, gue yakin kepercayaan dan keberserahan pada Tuhan bisa dibilang tingkat 'dewa', bahkan saking bersihnya hati dan pikiran mereka, jadinya selaras dengan rencana dan rancangan Tuhan, sehingga apa yang mereka minta, yang di imankan, ya akan terjadi, karena selaras. Nah kita-kita ini, yang hati dan pikirannya masih kotor dan gelap, penuh kepentingan diri, kesenangan semata, menyesatkan, sok tahu, minta ini itu, padahal kelakuan masih banyak minus, kayak bocil aja, merengek minta inilah, itulah.

Tapi wajar kan ya meminta itu, kalau haus ya minta minum, sakit ya minta sembuh

Iyaaa laaah, wajar, normal, ini gue ulang-ulang nih, intinya kita kita perlu berserah dan percaya pada rencana dan rancangan Tuhan. Walau demikian saat kita mempunyai hati & iman yang bersih dan benar, ya tidak menutup kemungkinan permintaan kita terkabul, selaras dengan rancangan Nya.

Mmm gini deh, lu coba minta apa saja ke gue, yang bisa gue penuhi, jangan susah-susah

Hah serius?

Udah cepetan

Gue mau itu aja deh (nunjuk kedai gorengan)

Nah, menurut lu gue turuti ga?

Ha ha, ketipu gue, ya bisa ga lu turuti lah

Iye emang ha ha, tapi sini deh

Kemana?

Udah ikut aja (mereka berjalan beberapa puluh langkah)

Buset lu ngerjain gue

Ribut aja lu

(Akhirnya mereka sampai di sebuah restoran dan memasukinya)

Serius nih, lu ga ngerjain kan?

Iye udah pilih aja. Gini bro, permintaan itu cenderung sempit, terfokus pada titik tertentu. Eh para motivator justru sering mengarahkan seperti ini lho, bahkan mereka mengarahkan orang untuk menggambarkan detil keinginan, kita disuruh membayangkan dan seterusnya. 

Wah iya ya, gimana tuh?

Kalau menurut gue sih tidak serta merta kita melahap semua kata motivator. bahkan ada motivator yang tampak baik tapi menyesatkan, kisah-kisah keberhasilan tidak serta merta menyatakan bahwa teori tersebut baik dan benar, atau cocok untuk semua orang. Kadangkala juga motivasi mereka penuh kepentingan duniawi. Orang itu ya kalau di iming-imingi harta, kekayaan, kesuksesan itu cepet banget tertarik. Gue rasa buat orang yang beragama dan percaya Tuhan, semua motivasi harus dikaitkan dengan iman kepercayaan orang tersebut. Harus selaras kan.

Jadi, rencana dan rancangan sang Pencipta itu luas sekali, kadang tidak terbayangkan dan terpikirkan oleh sempitnya keinginan kita, hati dan pikiran kita. Keberserahan dan kepercayaan kita pada rencana dan rancangan Nya akan membuka hati, pikiran dan mengarahkan langkah kita pada hal-hal yang tak terduga itu.

Jadi?

Apaan?

Meminta atau berserah?

Gue jitak lu ya, ya dua-duanya lah, nih lebih lengkap, lu percaya dulu, lalu meminta setelah itu berserah, udah, lengkap tuh. Puas?

Iye, biar hati kita tenaaaang, langkah kita ringaaan kaaan?

Cakeep, dan diri kita terbuka pada hal-hal yang tak terpikirkan, tak terbayangkan, melebihi dari permintaan kita. Eh kalau seumpama lu disuruh pilih salah satu, meminta atau berserah, mana yang lu pilih?

Ya berserah lah, kan Tuhan Maha Tahu

Joss. Kita bisa berserah tanpa perlu meminta, dan tidak seharusnya meminta tanpa berserah.

Kok gue jadi bingung

He he..sengaja.

(Tim Rbebe)