Kesehatan Mental-Psikis-Kognisi Bayi

Tim RBeBe - 03 May 2024

Saat baru lahir, bayi perlu belajar mengembangkan motoriknya, gerakannya dan mulai menyerap segala sesuatu, termasuk bahasa agar ia mulai bisa berkomunikasi dan membangun daya pikirnya.

Kesehatan mental dan psikis bayi tentu akan berkorelasi dengan pikirannya atau daya kognisinya. Yang perlu kita perhatikan adalah mengusahakan agar si mungil:

  • Nyaman dan aman dengan berusaha  sebisa mungkin memberikan lingkungan hidup yang sejuk dan tenang. Sering memeluk dan membelainya

  • Selalu belajar hal positif. Contohkan selalu dengan berperilaku lembut, baik, harmonis di sekitarnya. Saat ayah ibu, pengasuh, kakak dan orang disekitar bayi bersikap positif maka bayi akan menyerap itu dalam pikirannya

    • Saling membiasakan mengucapkan tolong, terimakasih dan maaf.

    • Memanggil dengan sebutan sayang.

    • Berbahasa baik dan sopan.

    • Saling berkata lembut dan untuk kondisi tertentu bersemangat.

    • Saling bekerjasama, membantu dan mendukung.

  • Belajar berkomunikasi dan membangun daya pikir. Konsisten dengan satu bahasa dahulu, yaitu bahasa yang dipakai bersosialisasi di lingkungan hidup anak.

    • Sering berbicara kepada si mungil. Walaupun ia belum bisa berbicara namun ajak si mungil berbicara layaknya anak yang sudah paham. Gunakan bahasa yang sederhana dulu dan kata-kata pendek.

    • Usia 1 tahun biasanya si mungil akan mulai berbicara per satu kata (mama, papa, ayah atau lainnya) dengan cukup jelas.

    • Usia 2 tahun biasanya si mungil akan mulai menggabungkan per dua kata (mau makan, minum susu,  atau lainnya) dengan cukup jelas.

    • Bahasa membentuk kognisi. Yang diperlukan bayi adalah memulai memahami bahasa dan kelak saat ia sudah bisa bicara ia perlu mendalami dan mengembangkan bahasanya (bukan mendapat bahasa kedua sementara yang bahasa utama belum ia dalami dan kembangkan), Karena bahasa adalah pondasi kecerdasan seseorang dengan mendalami dan mengembangkannya.

    • Membacakan cerita atau bercerita. Gunakan bahasa yang sederhana dengan kalimat pendek.

    • Bahasa juga menjadi fungsi sosial, saat anak pintar berbahasa sesuai yang dipakai di lingkungannya, maka anak akan mudah mengembangkan kemampuan sosialnya.

  • Bermain. Walau si mungil masih berbaring, namun ia bisa melihat hal-hal yang menyenangkan melalui matanya dan gerakan kasar motoriknya. Menggantungkan boneka atau menyenderkan boneka didekat si mungkil bisa membuatnya terstimulasi untuk bermain atau bergerak.

  • Ada waktu tenang, ada waktu semangat. Memutarkan musik yang lembut dan menenangkan diwaktu tenang dan musik yang riang di saat aktifitas bermain, mandi, makan dll. Musik banyak menstimulasi otak bagian kanan.

  • Belajar dari sekitarnya. Mengajak ia berjalan-jalan walau ia masih digendong atau didorong di keretanya. Melihat binatang, melihat tanaman, bunga, berbagai benda lain, bertemu orang lain, di tempat yang sehat dan baik ya. Di masa pandemi tetap jaga protokol kesehatan.

Yang perlu diwaspadai adalah perilaku orang sekitarnya khususnya di zaman ini adalah:

Gawai (gadget), hp atau sejenisnya. 

Usahakan sebisa mungkin menghindari gawai dari si mungil, bila perlu gawai untuk mendengarkan musik usahakan tidak perlu melihatkan alat tersebut. Bila perlu menampilkan tayangan, usahakan cari tayangan yang besar, penuh warna dan bergerak cenderung lambat (hindari tayangan yang bergerak cepat), karena mata bayi masih perlu menyesuaikan dan belajar lebih tanggap, ia perlu pelan-pelan mencerna. Klik Susunan Materi Kesehatan Bayi.

Semoga bermanfaat. Tetap semangat.

(Tim Rbebe)

Kritik dan masukan mohon sampaikan kepada kami. Terimakasih.

Mari bantu (klik) Wujudkan 100 Materi Belajar Bagi Masyarakat.